A. AL-GHAZALI
- Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan ibadah dan upaya peningkatan kualitas diri, pendidikan yang baik merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan kebahagiaan dunia dan
akhirat. - Dasar
Dalam mengajarkan ilmu pengetahuan yang menjadi fokus adalah pengetahuan dari kandungan kitab suci al-Qur'an sendiri, dari sini dapat diketahui dasar pendidikan adalah al-Qur'an sendiri.
- Tujuan Pendidikan
Pemikiran al-Ghazali dapat diketahui dengan jelas, bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai melalui kegiatan pendidikan ada dua, sebagai berikut:
a. Tecapainya kesempurnaan insani yang bermuara pada pendekatan diri kepada Allah, dan
b. Kesempurnaan insani yang bermuara pada kebahagiaan dunia dan akhirat.
- Pendidik (Guru)
Dalam proses pembelajaran, menurutnya pendidik merupakan suatu keharusan. Eksistensi pendidik merupakan syarat mutlak bagi keberhasilan suatu proses pendidikan anak. Pendidik dianggap sebagai maslikhul kabir.
Al-Ghazali sampai pada uraian mengenai kriteria guru yang baik. Menurutnya bahwa guru yang baik dapat disertai tugas mengajar adalah guru yang selain cerdas dan sempurna akalnya juga guru yang baik akhlaknya dan kuat fisiknya.
- Peserta Didik
Sejalan dengan tujuan pendidikan sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka belajar termasuk ibadah. Dengan dasar pemikiran ini, maka seorang murid harus berjiwa bersih, terhindar dari budi pekerti yang hina, sifat-sifat tercela, harus menjauhkan diri dari persoalan duniawi, hendaknya rendah hati atau tawadhu.
- Metode = Metode Pengajaran Tidak Boleh Monoton
Untuk metode ia misalnya menggunakan metode mujahadah dan riyadlah, pendidikan praktek kedisiplinan, pembiasaan dan pengajian dalil naqli dan aqli serta bimbingan dan nasehat.
Perhatian al-Ghazali dalam bidang metode ini lebih ditujukan kepada metode khusus bagi pengajaran agama untuk anak-anak. Untuk ini ia telah mencontohkan sebuah metode keteladanan bagi mental anak-anak, pembinaan budi pekerti dan penanaman sifat keutamaan pada diri mereka.
- Kurikulum Pendidikan
Kurikulum disini dimaksudkan adalah kurikulum dalam arti yang sempit, yaitu seperangkat ilmu yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik agar dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
- Lingkungan
Institusi keluarga sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian anak namun hanya sebatas pada unsur manusia. Maknanya pun bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak.
- Evaluasi
Dalam mengajarkan ilmu pengetahuan, seorang pendidik hendaknya memberikan penekanan pada upaya membimbing dan membiasakan agar ilmu yang diajarkan tidak hanya dipahami, dikuasai atau dimiliki oleh peserta didik akan tetapi lebih dari itu perlu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Sumber atau Rujukan
- Nata, Abuddin, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2001.
- Syar’I, Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Pustaka Pirdaus, 2005.
- Al-Rasyidin dan Samsul, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Press, 2005.
M. ARIFIN
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah sebagai usaha membentuk pribadi manusia melalui proses yang panjang dengan result (hasil) yang tidak dapat diketahui dengan segera. Pendidikan Islam pada khususnya yang bersumberkan nilai-nilai agama Islam disamping menambah atau membentuk sikap hidup yang dijiwai nilai-nilai tersebut.
2. Dasar Pendidikan
Dasar pendidikan Islam harus meletakkan nilai-nilai dasar agama yang memberikan ruang lingkup berkembangnya proses dasar ini maka manusia wajib mendasari kehidupannya dengan keamanan dan ketaqwaannya kepada yang maha menciptakan.
3. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan taqwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berkepribadian dan berbudi luhur menurut ajaran Islam, dan menanamkan ma’rifat atau kesadaran dalam diri manusia terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah.
4. Pendidik
Ia menyadari bahwa pengetahuan dan pengalamannya lebih dewasa dan lebih dalam dan lurus serta bersama-sama dengan anak didik berada dalam situasi belajar yang memperhatikan satu sama lain. Pada suatu situasi tertentu ia berada pada posisi murid dan murid juga berada pada posisi sebagai guru.
5. Peserta Didik
Dalam proses belajar mengajar peserta didik melakukan hubungan biologis dengan yang lain (guru, teman-teman sebaya dan orang dewasa serta alam sekitar). Dia belajar secara interdependen dan bersama-sama menghayati persepsi terhadap realitas kehidupan, dan mempertahankan persepsi orang lain kemudian merevisi sikap pandangannya sendiri dari hasil belajarnya.
6. Metode
Dalam proses pendidikan Islam metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan.
Metode pendidikan yang tidak tepat-guna akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar sehingga banyak tenaga dan waktu yang terbuang-buang.
7. Evaluasi
Evaluasi dalam pendidikan Islam merupakan cara atau teknis penilaian terhadap tingkah laku manusia didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual-religius, karena manusia hasil pendidikan Islam bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religius melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan.
8. Lingkungan
Lingkungan sekitar dapat dibagi menjadi lingkungan yang disengaja seperti lingkungan kependidikan, kebudayaan, masyarakat dan lain-lain, dan lingkungan tak disengaja seperti lingkungan alam, lingkungan hidup (ekosistem).
9. Sumber
- Arifin M., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1991/2003.
0 komentar:
Posting Komentar